Lorem ipsum dolor

Lorem ipsum dolor
Musik Daerah

Lorem ipsum dolor

Lorem ipsum dolor
Love Musik

Lorem ipsum dolor

Lorem ipsum dolor
Style musik

Lorem ipsum dolor

Lorem ipsum dolor
Generasi Musik

kinco

Minggu, 02 Mei 2010

Macam-macam musik Rock


Musik Rock adalah salah satu musik yang aliran lagunya berirama keras
Macam macam musik rock:




  • Progressiv Rock adalah jenis musik yang mulai berkembang pada akhir dekade 60-an dan mencapai masa jayanya di tahun 70-an, menggabungkan elemen-elemen dari rock, jazzdan musik klasik
  • Alternative Rock adalah aliran musik rock yang muncul pada tahun 1980-andan menjadi sangat populer di tahun 1990.
  • Hard Rock adalah subgenre musik rock yang berakar dari aliran musik psychedelic rock dan garage rock asal pertengahan tahun 1960-an. Ciri khas musik ini adalah penambahan efek distorsi pada suara gitar listrik, gitar bass, kibor, dan drum. Distorsi antara lain ditambahkan dengan bantuan pedal efek, penguat awal (preamp), penguat, atau pengeras suara
  • Punk Rock adalah gerakan musik rock anti-establishment yang berasal dari Amerika Serikat, Australia, dan Inggris sekitar tahun 1974-1975, dipelopori oleh kelompok-kelompok seperti Ramones, Sex Pistols, The Damned, dan The Clash.
  • Heavy Metal adalah sebuah aliran musik rock yang berkembang pada 1970-an. Aliran musik ini mengutamakan gitar yang cukup banyak.
  • Speed Metal adalah genre musik yang muncul di akhir 1970-an dan merupakan pendahulu thrash metal. Musik ini adalah versi lebih cepat dari musik yang dimainkan oleh Black Sabbath, Led Zeppelin, dan Deep Purple. Speed metal mulai terkenal lewat band-band NWOBHM. Banyak band speed metal juga dapat disebut band thrash dan power metal.
  • Trash Metal adalah sebuah extreme metal subgenre dari heavy metal yang berciri memiliki tempo yang cepat dan agresiv. Lagu-lagu thrash metal biasanya menggunakan stem gitar nada rendah dan perkusi yang cepat.
  • Grincore adalah gabungan dari beberapa musik ekstrim: inspirasinya dimulai dari beberapa genre musik populer yang sangat cepat (seperti mengasah) industrial, extreme metal dan hardcore punk.
  • Death Metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt) atau geraman (death growl). Teknik menyanyi seperti ini juga sering disebut "Cookie Monster vocals".
  • Black Metal diawali oleh band Venom pada tahun 1982 lewat album berjudul Black Metal. lalu diikuti oleh band-band seperti Bathory, Mayhem, Mercyfull Fate, Hellhammer/Celtic Forst. semua band ini ter-Influence sama Venom. Band Black metal masih cenderung bermain Thrash metal. Pada awal 80an sampai 90an, Black metal sangat berkembang di daerah Skandinavia oleh band diatas tadi. Jenis musik metal ini juga termasuk jenis metal underground. Black metal mempunyai Sub-genre bernama NSBM , Neo Nazi Black metal dua komunitas tersebut termasuk yang berpengaruh di komunitas Underground.

Jazz


istilah jazz seringkali digunakan untuk berbagai macam variasi dari genre musik, untuk pemahaman dari istilah ini sebenarnya sangat bervariasi. pengamat musik sangat sulit untuk mendefinisikan istilah ini karena para musisi besar yang memainkan musik ini sendiri tidak memberikan definisi yang jelas mengenai istilah ini.

Telah terjadi perdebatan yang panjang dalam komunitas jazz mengenai definisi dan batasan dari jazz sendiri. Pada tahun 1930. pecinta musik jazz mengkritik mengenai munculnya era swing, karena dianggap berlawanan dengan jazz pada masa itu. Pada awal munculnya era bebop banyak musisi swing yang mengkritik kemunculannya karena dianggap tidak mencerminkan musik jazz.

nah pusing kan... hmmmm.. :)
travis jackson mendefinisikan jazz adalah:
“ 'swinging', improvising, group interaction, developing an 'individual voice', and being 'open' to different musical possibilities”[31].
ato indonesianya : jazz adalah "swinging, improvisasi, interaksi dalam suatu grup, dan mengembangkan gaya individual, dan terbuka ke dalam kemungkinan-kemungkinan musikal.

masing pusing kan...
sama, hehehehe.. nggak usah pusing, dengerin aja..

Musik country

Sejarah Musik Country

Musik country adalah campuran dari unsur-unsur musik Amerika yang berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan Appalachia. Musik ini berakar dari lagu rakyat Amerika Utara, musik kelt, musik gospel, dan berkembang sejak tahun 1920-an. Istilah musik country mulai dipakai sekitar tahun 1940-an untuk menggantikan istilah musik hillbilly yang berkesan merendahkan. Pada tahun 1970-an, istilah musik country telah menjadi istilah populer. Istilah lain untuk genre musik ini adalah country and western, namun sudah semakin jarang dipakai kecuali di Britania Raya dan Irlandia.

Karier Elvis Presley berawal dari musik berirama country sebelum menjadi raja rock and roll. Salah satu julukan baginya adalah The Hillbilly Cat. Elvis juga pernah menjadi bintang tamu tetap di acara radio milik Louisiana Hayride Salah seorang penyanyi country, Garth Brooks tercatat sebagai artis solo terlaku dalam sejarah industri rekaman AS. Ia telah menjual lebih dari 18 juta rekaman.



Asal mula

Imigran yang tiba di Amerika Utara dan menetap di selatan Pegunungan Appalachia membawa serta alat musik dari Eropa berikut irama musik yang telah dikenal mereka selama 300 tahun. Orang Irlandia membawa fiddle (biola), orang Jerman membawa alat musik petik dulcimer, orang Italia membawa mandolin, orang Spanyol membawa gitar, dan orang Afrika membawa banjo] Interaksi antarmusisi dari berbagai kebangsaan menghasilkan musik khas Amerika Utara. Di awal abad ke-20, grup musik Appalachia menggunakan alat musik seperti fiddle, gitar, dan banjo. Bentuk awal musik country dan rekaman musik jenis ini sering disebut musik rakyat Amerika Utara (old-time music)

Sepanjang abad ke-19, sejumlah kelompok imigran di Amerika Serikat yang berasal dari Eropa, terutama Irlandia, Britania Raya, Jerman, Spanyol, dan Italia pindah ke Texas. Kelompok dari berbagai bangsa tersebut berinteraksi dengan orang Spanyol, orang Meksiko-Amerika, penduduk asli Amerika Serikat, dan pemukim Amerika Serikat yang sudah lebih dulu menetap di Texas. Sebagai hasilnya, di Texas berkembang kebudayaan dengan ciri-ciri khas yang berakar dari kebudayaan negara asal pemukim. Pemukim dari wilayah yang sekarang disebut Jerman dan Republik Ceko mendirikan aula dansa yang besar di Texas. Petani dan orang kota menggunakannya sebagai tempat berkumpul, menari, dan menghabiskan waktu santai bersama. Di antara irama musik yang dimainkan adalah musik waltz dan polka. Alat musik yang dimainkan untuk meramaikan aula dansa adalah akordion.


Rekaman pertama

Rekaman yang bisa dianggap sebagai rekaman pertama musik country adalah lagu "Sallie Gooden" oleh pemain fiddle A.C. (Eck) Robertson yang dirilis tahun 1922 oleh Victor Records. Perusahaan rekaman Columbia Records sudah mengeluarkan rekaman berisi musik "hillbilly" (seri 15000D "Old Familiar Tunes") pada tahun 1924. Setahun sebelumnya, Fiddlin' John Carson mengeluarkan "Little Log Cabin in the Lane" pada 14 Juni 1923 di bawah label Okeh Records. Vernon Dalhart adalah penyanyi country pertama yang lagunya menjadi hit di Amerika Serikat, "Wreck of the Old '97" pada bulan Mei 1924. Sisi B piringan hitam tersebut berisi lagu "Lonesome Road Blues" dan ikut menjadi populer. Di awal perkembangan musik country terdapat musisi seperti Riley Puckett, Don Richardson, Fiddlin' John Carson, Al Hopkins, Charlie Poole and the North Carolina Ramblers, dan The Skillet Lickers. Steel guitar mulai dipakai untuk memainkan musik country sejak tahun 1922, setelah Jimmie Tarlton bertemu dengan gitaris Hawaii Frank Ferera di Pantai Barat AS.

Asal usul musik country modern berasal dari pengaruh Jimmie Rodgers dan Carter Family. Keduanya dianggap sebagai pendiri musik country dan lagu-lagu mereka direkam pertama kali dalam sesi bersejarah di Bristol, Tennessee/Bristol, Virginia, 1 Agustus 1927. Pada waktu itu, Ralph Peer bertindak sebagai pemandu bakat dan teknisi perekam suara.

Rodgers mencampur unsur-unsur hillbilly country, gospel, jazz, blues, pop, cowboy, dan folk. Sebagian besar dari lagu-lagunya, termasuk "Blue Yodel" (Victor 21142) terjual lebih dari satu juta keping, dan sekaligus menjadikannya sebagai penyanyi utama di era awal musik country.

Selama 17 tahun berturut-turut sejak tahun 1927, grup Carter Family merekam sebanyak 300 lagu balada old time, lagu tradisional, lagu country, dan himne gospel yang merupakan peninggalan budaya dan folklor Amerika Serikat Bagian Tenggara.

Setelah Depresi Besar terjadi penurunan dalam angka penjualan piringan hitam. Radio tampil sebagai hiburan populer di kalangan rakyat. Musik country diputar dalam berbagai acara radio yang disebut barn dance. Mulai dari Amerika Serikat Bagian Selatan hingga ke utara sampai di Chicago dan ke selatan sampai di California, stasiun radio menjadi sering memutar musik country. Salah satu acara yang patut dicatat adalah acara mingguan musik country bernama Grand Ole Opry dari radio 650 WSM di Nashville, Tennessee. Di antara bintang-bintang yang hadir di acara Opry terdapat musikus seperti Uncle Dave Macon, Roy Acuff, dan pemain harmonika Afrika-Amerika bernama DeFord Bailey. Pemancar WSM yang kuat sebesar 50.000 watt di tahun 1934 membuat radio ini sering kali bisa didengar di seluruh AS.


Lagu koboi, western swing, dan hillbilly boogie

Sepanjang tahun 1930-an dan 1940-an, lagu-lagu koboi (musik western) yang sudah sering direkam sejak tahun 1920-an menjadi populer berkat film-film Hollywood. Di antara koboi bernyanyi era 1930-an dan 1940-an terdapat musisi seperti Gene Autry, Sons of the Pioneers, dan Roy Rogers.

Bob Wills adalah penyanyi "country" yang membintangi film koboi Hollywood. Campuran musik "country" dan jazz yang dimainkannya sebagai musik aula dansa, nantinya dikenal sebagai western swing. Spade Cooley dan Tex Williams juga memiliki band yang populer dan main film.

Setelah irama musik ini dimainkan di Aula Carnegie, musisi country mulai merekam irama boogie pada tahun 1939. Johnny Barfield merekamnya sebagai boogie woogie. Sejumlah kecil rekaman yang mulanya disebut hillbilly boogie atau okie boogie (atau nantinya country boogie) akhirnya membanjiri pasaran sekitar akhir tahun 1945. Salah satu country boogie yang menonjol asal era tersebut adalah "Freight Train Boogie" dari Delmore Brothers. Lagu "Freight Train Boogie" dianggap sebagai bagian dari tahapan evolusi musik country dan blues menuju terbentuknya rockabilly. Pada tahun 1948, lagu "Guitar Boogie" dan "Banjo Boogie" dari Arthur "Guitar Boogie" Smith sampai di urutan 10 teratas tangga musik country di AS. "Guitar Boogie" bahkan sampai di tangga lagu pop AS. Penyanyi berirama country boogie yang lainnya termasuk Merrill Moore dan Tennessee Ernie Ford. Periode Hillbilly Boogie terus berlanjut hingga ke tahun 1950-an, dan bertahan hingga abad ke-21 sebagai subgenre musik country.

Di akhir Perang Dunia II, musik "pendaki gunung" dari band alat petik yang dikenal sebagai musik bluegrass muncul ke permukaan. Perintisnya adalah Bill Monroe bersama Lester Flatt dan Earl Scruggs, di bawah pimpinan Roy Acuff di Grand Ole Opry, Nashville, Tennessee.

Jenis lain musik coutry yang hanya memakai gitar, bass, dobro atau steel guitar (dan nantinya drum) menjadi populer di kalangan orang kulit putih kelas menengah ke bawah di Amerika Serikat Bagian Selatan. Irama yang nantinya disebut honky tonk ini berasal dari Texas. Definisi irama honky tonk adalah "sedikit dari sini, sedikit dari sana, sedikit hitam, sedikit putih...cukup keras agar engkau tidak banyak pikir-pikir dan langsung memesan wiski." Al Dexter dari Texas Timur sukses mencetak lagu hit "Honky Tonk Blues", dan beberapa tahun kemudian dengan "Pistol Packin' Mama". Lagu-lagu honky tonk erat hubungannya dengan bar dan rumah minum. Di antara artis yang membawakannya terdapat musisi seperti Ernest Tubb, Ted Daffin, Floyd Tillman, Maddox Brothers and Rose, dan Hank Williams yang nantinya disebut musisi country "tradisional".

Sejumlah musisi country juga merekam lagu-lagu dalam irama lain. Moon Mullican yang memainkan western swing juga merekam lagu-lagu yang bisa disebut rockabilly. Bill Haley menyanyikan lagu-lagu koboi, dan pernah menjadi menjadi peneriak yodel. Haley akhirnya terkenal sebagai perintis rock and roll. Lefty Frizzell memainkan honky tonk dengan gaya Jimmie Rodgers. Hasilnya adalah lagu yang sangat khas Lefty Frizzell. Di antara tahun 1947 dan 1949, raja musik country Eddy Arnold berhasil menempatkan 8 lagu di 10 teratas tangga lagu Billboard.


Tahun 1950-an dan tahun 1960-an
Nashville sound


Sejak pertengahan tahun 1950-an hingga puncaknya di awal tahun 1960-an, irama yang dikenal sebagai "nashville sound" mengubah musik country sebagai industri jutaan dolar. Irama musik ini disebut nashville sound karena berasal dari industri rekaman di Nashville, Tennessee. Di bawah pengarahan produser seperti Chet Atkins, Owen Bradley, dan kemudian Billy Sherrill, mereka mengantarkan nashville sound ke berbagai kalangan, sekaligus menghidupkan kembali musik country. Lagu-lagu berirama nashville sound bisa dikenali dari ciri-ciri khas yang dipinjam dari musik pop tahun 1950-an: vokal yang "lembut" dan dominan dengan pengiring berupa alat musik gesek dan paduan suara. Musisi country yang tergolong ke dalam genre nashville sound adalah Patsy Cline, Jim Reeves, Floyd Cramer, dan kemudian Tammy Wynette serta Charlie Rich.


Rockabilly

Tahun 1956 bisa disebut sebagai tahun rockabilly untuk musik country. Peringkat ke-2, ke-3, dan ke-4 tangga Billboard waktu itu ditempati oleh Elvis Presley dengan "Heartbreak Hotel", Johnny Cash dengan "I Walk the Line", dan Carl Perkins dengan "Blue Suede Shoes". Pada tahun 1958, Johnny Cash dan Elvis kembali menempatkan lagu-lagunya di 5 teratas Billboard, masing-masing dengan "Guess Things Happen That Way/Come In, Stranger" di urutan ke-3 dan "Don't/I Beg Of You" di urutan ke-5.[/img] Elvis mengakui dipengaruhi artis rhythm and blues. Sementara itu tentang gaya bermusiknya, Elvis berkata, "Orang kulit berwarna sudah lama menyanyikan dan memainkan musik seperti yang aku mainkan sekarang, sudah lama sekali daripada yang kutahu." Ia juga menambahkan, "Musikku hanyalah musik country yang melompat-lompat.

Genre yang sekarang disebut rockabilly mencapai puncak kepopuleran di kalangan penggemar musik country pada tahun 1950-an dan lagu-lagunya direkam oleh pemusik country. Di akhir dekade 1950-an, musisi country tradisional seperti Ray Price, Marty Robbins, dan Johnny Horton mulai menjauhkan diri pengaruh rock and roll.

Musik country mendapat perhatian pendengar di seluruh Amerika Serikat melalui acara musik Ozark Jubilee. Acara ini disiarkan secara langsung dari Springfield, Missouri, dari tahun 1955 hingga 1960. Musisi yang tampil adalah pemusik country yang top, termasuk pemusik beraliran rockabilly.

Gitar

Gitar adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan jari-jemari tangan atau sebuah plektrum (alat petik gitar). Bunyinya dihasilkan dari senar-senar yang bergetar.

Gitar bisa berupa gitar akustik atau listrik, atau gabungan keduanya.


Gitar pertama kali diciptakan oleh Antonio de Torres Juardo yaitu seorang bangsa Spanyol pada abad ke-19. Instrumen ini mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai alat musik solo (melodis) dan sebagai alat musik pengiring (harmonis). Pada tahun 1986 seorang yang berasal dari Inggris bernama Bill Aitken menciptakan inovasi pada gitar yang cukup mengejutkan yaitu menciptakan Synthaxe Guitar. Synthaxe guitar adalah singkatan dari 2 kata yaitu Synthesizer dan Axe, dengan kata lain suara yang dihasilkan dari gitar ini seperti Synthesizer, gitar ini dilengkapi dengan Sensors Strings yaitu sensor senar dan beberapa modul MIDI.

Aliran-aliran musik

Berikut adalah daftar aliran/genre utama dalam musik. Masing-masing genre terbagi lagi menjadi beberapa sub-genre. Pengkategorian musik seperti ini, meskipun terkadang merupakan hal yang subjektif, namun merupakan salah satu ilmu yang dipelajari dan ditetapkan oleh para ahli musik dunia.

Dalam beberapa dasawarsa terakhir, dunia musik mengalami banyak perkembangan. Banyak jenis musik baru yang lahir dan berkembang. Contohnya musik triphop yang merupakan perpaduan antara beat-beat elektronik dengan musik pop yang ringan dan enak didengar. Contoh musisi yang mengusung jenis musik ini adalah Frou Frou, Sneaker Pimps dan Lamb. Ada juga hip-hop rock yang diusung oleh Linkin Park. Belum lagi dance rock dan neo wave rock yang kini sedang in. banyak kelompok musik baru yang berkibar dengan jenis musik ini, antara lain Franz Ferdinand, Bloc Party, The Killers, The Bravery dan masih banyak lagi.

Bahkan sekarang banyak pula grup musik yang mengusung lagu berbahasa daerah dengan irama musik rock, jazz dan blues. Grup musik yang membawa aliran baru ini di Indonesia sudah cukup banyak salah satunya adalah Funk de Java yang mengusung lagu berbahasa Jawa dalam musik rock.

Sejarah musik SKA

Sejarah musik SKA

sejarah+musik+skaTau tipe-x kan? Atau pernah dengan Jun Fan Gan Foo? Es coret? Arigatoo? Collonyet? UFO? Dirty Dools? Purpose? Jet Coaster? Rolling doors? Itu adalah nama band asli Indonesia yang melejit di bawah aliran SKA. Ya, SKA salah satu jenis musik yang disukai banyak orang, termasuk saya. Aliran yang kental dengan suara bass "bersahut-sahutan" dan diikuti oleh suara brass yang enak di dengar menjadi salah satu ciri-ciri dari aliran musik ini. Tapi apakah teman-teman tahu bagaimana sejarah musik SKA?

Ini adalah sejarah musik SKA yang saya ambil dari Wiki.

Latar Belakang Sejarah Musik SKA
Adalah Perang Dunia II yang mengubah segalanya. Kekuasaan Inggris terhadap negara-negara jajahannya runtuh sebelum masa PD II & terpecah belah pada saat pertengahan masa peperangan. Inggris memeberikan kemerdekaan kepada negara-negara jajahannya setelah mendapat tekanan dari pemerintahan kolonial. Pada tahun 1962 Jamaika membentuk pemerintahan sendiri meskipun masih tetap sebagai negara persemakmuran. Budaya Jamaika & musiknya mulai terefleksi dalam optimisme baru & aspirasi rakyat yang liberal.
Sejak tahun 40'an Jamaika telah mengadopsi & mengadaptasi berbagai bentuk musik dari Amerika. Pada saat PD II berakhir, begitu banyak band-band di Jamaika yang memainkan musik-musik dansa. Grup seperti Eric Dean Orchestra dengan trombonisnya Don Drummond & master gitarisnya Ernest Ranglin terpengaruh oleh musisi-musisi jazz Amerika seperti Count Bassie, Erskine Hawkins, Duke Ellington, Glenn Miller & Woody Herman. Ditahun 50'an ketenaran band-band jazz di Amerika digantikan oleh grup-grup yang kecil & cenderung lebih memainkan irama bop/rhythm & blues sound. Musisi Jamaika yang sering berkunjung ke Amerika terpengaruh & membawa pola permainan musik tersebut ke daerah asalnya. Band-band lokal di Jamaika seperti Count Smith The Blues Blaster, Sir Nick The Champ & Tom The Great Sebastian mulai memainkan gaya baru tersebut. Ditahun 1954, pertunjukan terbesar pertama kali diadakan di kota Kingston tepatnya di Ward Theatre. Band-band tradisional yang memainkan irama mento-folk-calypso ikut ambil bagian & sering sekali band-band tersebut mengisi acara di hotel-hotel yang ada di Jamaika & seputar pulau tersebut. Pada akhir tahun 50'an pengaruh-pengaruh jazz, R&B, & mento (sejenis musik calypso) melebur menjadi satu bentuk baru yang dinamakan 'shuffled'. Irama shuffled memperoleh popularitas berkat kerja keras musisi-musisi seperti Neville Esson, Owen Grey, The Overtakers & The Matador Allstars. Banyak studio & perusahaan rekaman yang mengalami perkembangan & terus berusaha untuk mencari talenta-talenta baru. The Jamaican Broadcasting Corporation pun ikut membangkitkan semangat kepada musisi-musisi muda melalui siaran acara-acara di radio.
Dua orang yang amat berpengaruh dalam perkembangan musik di Jamaika pada tahun 50'an adalah Duke Reid & Clement Seymour Dodd. Bersama istrinya, Duke Reid memiliki toko 'Treasure Island Liquor' yang berlokasi di jalan Bond (Bond street). Soundsystem Reid dikenal dengan nama 'The Trojan', diambil dari tulisan yang tertera pada truknya. Truk yang biasa digunakan sebagai angkutan barang untuk tokonya. Dodd menamakan soundsystem miliknya 'Sir Coxsone Downbeat' yang diambil dari nama pemain kriket asal Yorkshire, Coxsone. Sepanjang akhir dekade, kedua orang tersebut memimpin persaingan dalam bisnis musik. Walaupun Coxsone lebih dekat dengan 'Ghetto'(perkampungan yang didiami kaum atau kelompok tertentu) Adalah Reid yang dianugerahi sebagai 'King of sound & blues' di Success Club (acara penganugerahan) di tahun 1956, 1957, 1958.
Tahun 1962, saat di mana Jamaika sedang gandrung meniru musik-musik Amerika, Cecil Bustamente Campbell yang kemudian dikenal dengan nama 'Prince Buster', tahu bahwa sesuatu yang baru amat dibutuhkan pada saat itu. Ia memiliki seorang gitaris yang bernama Jah Jerry yang kemudian bereksperimen di musik dengan menitikberatkan 'ketukan 'afterbeat' ketimbang 'downbeat'. Hingga pada saat ini ketukan afterbeat menjadi esensi dari singkop (penukaran irama) khas Jamaika. Ska pun lahir. Soundsystem/studio rekaman pun mulai merekam hasi kerja mereka. Dengan tidak memberikan label pada vinyl (piringan hitam) dengan tujuan agar memperolehkeuntungan diantara para pesaingnya. Sehingga yang lain tidak dapat melihat apa yang dimainkan & 'mencuri' untuk sondsystem mereka sendiri.
Perang antar soundsystem pun memuncak hingga pada saat para donatur terancam oleh segerombol orang-orang yang menyebabkan permasalahan. Orang-orang ini dinamakan 'Dance Hall Crashers'. Meskipun fasilitas Mono Recording yang masih primitif, adalah keteguhan hati dari antusiasnya akan musik ska yang memungkinkan untuk menjadi musik komersil dari Jamaika yang pertama kali. Dan kenyataannya ska dikenal sebagai musik dansa rakyat Jamaika.
Sepanjang tahun 60'an wilayah ghetto di Jamaika dipenuhi oleh pemuda-pemuda yang mencari pekerjaan. Pada waktu itu amat susah di dapat. Pada awalnya pemuda-pemuda ini tidak tertarik dengan optimisme musik ska. Pemuda-pemuda tersebut menciptakan identitas kelompok sebagai 'Rude Boy' (sebuah trend dikalangan pemuda yang pernah terjadi pada periode awal tahun 40'an) Menjadi 'Rude' artinya menjadi seseorang dimana masyarakat menganggapnya tidak berguna. Gaya dansa ska para Rude Boy memiliki ciri khas tersendiri, lebih pelan, dengan tingkah seakan-akan meninju seseorang. Rude Boy memiliki koneksitas dengan 'Scofflaws'(orang-orang yang selalu menentang hukum) & dunia kriminal lainnya. Hal ini terefleksikan dalam lirik-lirik lagu ska. (catatan: gaya penampilan berpakaian Rude Boy yaitu dengan celana panjang yang mengatung hanya semata kaki). Musik ska sekali lagi mengalami perubahan untuk merefleksikan 'Mood of the rude' dengan menambahkan tensi pada permainan bass yang disesuaikan dengan gaya sebelumnya yaitu 'free-walking bass style'.
Banyak yang berbondong-bondong mengadu nasib di kota Kingston untuk memperoleh ketenaran dalam industri musik yang kemudian beralih menjadi penjual ganja ketika gagal & modal makin menipis. Banyak pula yang berkecimpung dalam dunia kriminal (tergambar dalam film 'The Harder They Come' yang diperankan oleh Jimmy Cliff ...film ini dipercaya mengisahkan tentang perjalanan hidup Jimmy Cliff)
Dua partai politik yang ada di Jamaika membentuk banser bersenjata. Opini publik pun mengarah pada penentangan terhadap kelompok Rude Boy & penggunaan senjata api. Peraturan pemilikan senjata api pun ditilik kembali setelah melalui periode dimana kepemilikan senjata diperbolehkan asal tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Siapa pun yang memiliki senjata api yang ilegal, diancam hukuman penjara seumur hidup
Artis & produser mendukung bahkan 'memaafkan' atas prilaku kelompok Rude Boy melalui musik ska. Dukungan untuk tidak menggunakan senjata api terefleksi dalam lagu-lagu seperti "Lawless street" dari kelompok Soul Brothers, "Gunmen coming to town" The Heptones. Duke Reid memproduseri salah satu grup ska The Rude Boy (shuffling down Bond street) C.S. Dodd pun ikut memproduseri grup muda yang memiliki visi musik mereka sebagai 'rudies' yaitu kelompok The Wailers ( Bob Marley, Peter Tosh, Bunny Wailer). Prince Buster menemukan seseorang yang memiliki mitos karakter sebagai Rude Boy yaitu Judge Dread. Lagu "007 Shanty Town" yang dinyanyikan oleh Desmond Dekker adalah sebuah karya cemerlang dalam mendokumentasikan perilaku Rude Boy kedalam sebuah lagu (berhasil memasuki urutan tangga lagu ke 14 di UK Charts)
Tema rude boy masih mendominasi sepanjang periode ska, dan popularitasnya memuncak sepanjang musim panas tahun 1964. Beat ska menjadi lebih lambat & Rocksteady pun lahir. Gelombang ska pertama berakhir pada tahun 1968 (Rocksteady adalah bagian cerita lain: Rocksteady kemudian melahirkan musik Reggae. Popularitas musik Reggae di Inggris di sebarkan oleh Skinhead; kelompok Rastafarian mengadopsi musik Reggae & lirik-lirik lagunya cenderung bertemakan ajaran Rastafari & pandangan Relijiusnya, Reggae pun berkembang menjadi 'Dub', 'Dancehall', & seterusnya ...& seterusnya ...).

Gelombang Ke Dua (Second Wave)
Memasuki gelombang kedua ...sebelumnya marilah kita lihat beberapa sejarah ska lainnya: ditahun 1962, saat di mana Inggris menjanjikan jaminan secara tak terbatas kepada para imigran yang berasal dari negara-negara persemakmurannya, kerusuhan ras pun terjadi. Disaat itu musik ska & Reggae sedang populer. Dibawa dari Jamaika oleh banyak musisi & produser yang ikut berimigrasi, termasuk 'The Trojan' & seorang kelahiran Kuba, Laurel Aitken. Pada tahun 70'an, imej Rude Boy diperbaharui & ter-ekspresi dalam penggabungan 2 jenis musik yang masih tergolong baru di Inggris yaitu Reggae & Punk oleh band The Clash (Rudie can't fail). Antara pertengahan hingga akhir tahun 70'an, band seperti The Coventry Automatics memilih untuk memainkan ska ketimbang Reggae karena menurut Jerry Dammers (pendiri band tersebut), memainkan musik ska lebih mudah & gampang. The Coventry Automatics merubah namanya menjadi The Specials AKA The Automatics, kemudian berubah lagi menjadi The Specials.
Selanjutnya pada tahun 1979 Jerry Dammers mendirikan 2Tone Records. Keinginan Dammers layaknya seperti Prince Buster di awal tahun 60'an yaitu menciptakan sesuatu yang baru. Hitam & putih menjadi simbol. Lahirlah yang dinamakan dengan 2Tone ska. Logo 2Tone yaitu gambar kartun pria berpakaian jas hitam dengan kemeja putih, dasi hitam, topi 'pork pie', kaca mata hitam, kaus kaki putih & sepatu 'loafers' hitam menjadi logo resmi yang karakternya di beri nama 'Walt Jabsco' (diambil dari nama Walt Disney, pendiri film kartun & Jabsco berarti ganja dalam bahasa slang latin). Diciptakan oleh Dammers sendiri berdasarkan pose Peter Tosh pada sebuah photo awal kelompok The Wailers yang dapat di lihat pada cover album 'The Wailing Wailer Studio One Realease'.
Pada saat kerusuhan ras sedang terjadi, & organisasi rasis 'National Front' sedang tumbuh pesat, pakaian hitam putih & band yang anggota nya terdiri dari multi ras, mengetengahkan lagu-lagu yang bertemakan 'unity' disaat negara tersebut sedang terpecah belah oleh isu rasial. Sama halnya dengan musik ska di Jamaika, situasi yang terjadi pada saat itu terefleksi kedalam lirik lagu, seperti "Racist Friend" The Specials AKA. Band-band seperti Madness, The Beat, The Selecter, The Bodysnatchers & The Specials membuat ska menjadi sesuatu yang segar dengan mengolah nomor-nomor ska klasik dari Prince Buster (Roughrider, Madness, Too hot, dll.) & artis-artis gelombang pertamanya.Band lain yang tidak termasuk 2Tone tetapi berasosiasi dengan gerakan 2Tone adalah Bad Manners. Ada juga persilangan dengan artis gelombang pertama dengan band 2Tone (Rico Rodriguez adalah pemain trombone yang menjadi additional player pada kelompok The Specials, anak murid dari pemain trombone ternama Don Drummond & sering dipakai sebagai musisi studio do Jamaika)
Pada akhirnya Chrysalis Records membeli 2Tone dari Dammers dengan keputusan menandatangani perjanjian kontrak dengan band-band 2Tone lainnya. Termasuk antara lain: The Specials, The Selecter, Madness, Rico Rodriguez, The Swinging Cats, The Friday Club, The Bodysnatchers, The Hisons, JB Allstars, Specials AKA, The Apollonairs, The Beat (di Amerika di kenal dengan nama 'The English Beat' karena sudah ada band yang memakai nama The Beat) & sebuah single dari Elvis Costello. (catatan: single Elvis Costello tersebut berjudul "I can't stand up for falling down" menjadi permasalahan & tidak pernah di jual. Copy lagu tersebut diberikan secara gratis kepada penggemar Costello pada saat pertunjukannya. Costello memproduseri debut album The Specials & menjadi guest singer sekaligus produser untuk single The specials AKA yang berjudul Nelson Mandela 12".
Tahun 1985 2Tone label bubar. Dammers mengalami kebangkrutan terhadap perusahaan Chrysalis. Band-band 2Tone mengalami masa popularitasnya dari tahun1978-1985 walau bagaimanapun bukan hanya 2Tone yang memainkan musik ska. Diantara band-band lainnya adalah The Tigers, Ska City Rockers, The Akrylykz (dengan Roland Gift pada tenor sax, yang kemudian bergabung bersama mantan anggota The English Beat Cox, & Steele yang belakangan menjadi penyanyi di Fine Young Cannibals), The Employees, The Piranhas, dan masih banyak lagi...

Hal tersebut menutup gelombang kedua musik ska pada gelombang ketiga: dengan berakhirnya 2Tone & gelombang kedua, musik ska menjadi sempit namun tidak menjadi musik yang usang. Adalah The Toasters (pernah merilis single dibawah nama 'Not Bob Marley'), Bim Skala Bim, The Untouchables & Fishbone yang menjadikan tradisi dalam mencampur beat ska dengan unsur unsur musik lainnya seperti pop, rock dan beat-beat lainnya.

Gelombang Ke Tiga (Third Wave)
Keberadaan gelombang ketiga musik ska terdiri dari berbagai bentuk dengan mengkombinasikan hampir setiap jenis musik yang kira-kira dapat dikawinkan dengan irama ska. Band-band seperti Jump With Joey, Hepcat, Yebo, NY Ska Jazz Ensemble & Stubborn Allstars tetap bermain pada akar ska Jamaika. Operation Ivy, Voodoo Glow Skulls, Mighty Mighty Bosstones, dll. menggunakan energi punk untuk menciptakan ska-core. Regatta 69, Fillibuster, Urban Blight, dll. tetap bertahan pada corak Reggae/Rocksteady beat. Punch The Clown, Undercover S.K.A., dll. mencirikan pengaruh dari gaya 2Tone. Yang menarik adalah band asal Florida, Pork Pie Tribes menggabungkan beat ska dengan musik tradisional Irlandia. Hal lain yang lebih menarik adalah grup band The Brownies yang mencampurkan ska dengan apa saja!!!

Imej Rude Boy/Rude Girl hadir kembali pada gelombang ketiga, namun kali ini tidak sebagai pemberontak. Tetapi sebagai suporter yang fanatik dengan musik ska. Digelombang ketiga ini juga terdapat hal-hal yang tidak pernah ada pada awal gelombang pertama (beberapa diantaranya ada yang tidak pernah di mengerti) seperti 'Straight Edge' dengan logo 'X' ditangan, boneheads, OI/SKA, Skinhead Against Racial Prejudiced (SHARP's) juga konsep-konsep 'sell outs'. Ada beberapa aspek diantaranya yang belum berubah: ska masih menjadi musik kalangan remaja, setiap pertunjukan ska dapat disaksikan oleh segala umur & tidak terlalu mahal untuk mengakomodasikannya. Disamping itu juga ska masih membentuk beat yang unik & harmonis walaupun digabungkan dengan unsur-unsur musik lainnya. & orang-orang pun masih banyak yang menikmatinya, termasuk saya, hehehe...

Jejak musik melayu

Selasa, 27 April 2010


Melayu, Melayu Deli, Orkes Tabla, Baru Dangdut

Tak ada pemusik dangdut yang berhak menyebut bahwa dialah yang telah menaikkan kelas dangdut. Sejak awal, jika dangdut ditarik ke awal kemunculannya, musik ini sudah diperuntukkan bagi semua kelas.

Akar dari dangdut adalah musik Melayu. Dan orang pertama yang menggunakan istilah “Melayu” dalam musik adalah dr. A.K. Gani, tokoh Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), pada 1938. Di mata Gani, musik Melayu adalah musik rakyat dan, katanya, “Bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan nasionalisme.”

A.K. Gani memasukkan keroncong, orkes harmonium, dan irama Malaya ke dalam rumpun orkes Melayu. Sejak itulah, pada masa awal kemerdekaan, musik ini mendapat prioritas. Radio Republik Indonesia adalah media pertama yang meluaskan orkes Melayu ini hingga naik pamor dan menjadi musik yang merakyat.

Sepuluh tahun sejak “gerakan bersama” itu muncul berbagai corak Melayu dan yang paling menonjol adalah Melayu Deli. Instrumen yang dipakai dalam Melayu Deli ini antara lain akordeon, suling, bas, kadang-kadang gambus dan rebana (pengaruh musik Arab), juga gendang yang menghentak. Gendang ini dipakai untuk mengiringi tarian yang mengutamakan gerak kaki.

Begitu dominannya pengaruh Melayu Deli, jika orang menyebut “melayu” maka yang hidup di kepala masyarakat adalah Melayu Deli. Pada sekitar 1955, Orkes Melayu Chandralela pimpinan Mashabi dengan penyanyi-penyanyi Said Effendi, Ellya Agus (Ellya Khadam), Juhana Satar, dan Elvy Sukaesih sangat populer. Menyusul kemudian Orkes Melayu Bukit Siguntang pimpinan Abdul Chalik dengan penyanyi Hasnah Thahar dan Husaimi. Ada juga A. Haris yang mencipta lagu yang sangat terkenal, Kudaku Lari.

Bersamaan dengan populernya musik melayu, pada awal 1960-an, pemerintahan Demokrasi Terpimpin membuka keran lebih lebar bagi film India, sementara film Barat ditutup. Raj Kapoor pun menjadi bintang yang paling dipuja. Sementara para pemusik melayu yang dinamis dan berirama mulai melirik ilustrasi musik India di film-film India. Mereka memasukkan sisi sentimental yang meratap seperti dalam film India ke dalam musik Melayu.

Husein Bawafie kemudian menciptakan lagu Boneka dari India buat Ellya Khadam. Ada pula Said Effendi yang menyodorkan lagu-lagu yang sentimental. Namun, Ellyalah yang kemudian dianggap memproklamasikan sifat India Melayu itu. Ellya tak banyak melakukan goyang tubuh, hanya sebatas pada menggoyangkan pundak dan kepala.

Instrumen orkes Melayu pun mulai berubah. Peran gendang mulai digantikan tabla yang populer di India. Munif Bahaswan, penyanyi dan penulis lagu dangdut, seperti dikutip Tempo (30 Juni 1984), menyebut Kudaku Lari (1953) sebagai lagu pertama yang memberanikan diri memasukkan suara gendang ala India pada orkes yang semula hanya memakai gitar, harmonium, bas, dan mandolin. Irama yang sama juga ada pada lagu India asli Awarabum.

Irama tabla itu tak cuma merangsang gerak kaki, tapi juga liukan tari India dan gerak doger atau jaipong. Inilah awal mula goyang menjadi pelengkap tak terelakkan dari orkes Melayu. Said Effendi menyebut masuknya tabla itu dengan istilah “irama tabla”.

Lalu, dari mana istilah “dangdut” itu berasal? Said Effendi yang tak senang dengan istilah “dangdut”, dalam Tempo (5 Mei 1979) mengatakan, “Istilah itu muncul karena perasaan sinis dari mereka yang anti musik Melayu.”

Rhoma Irama (dulu Oma Irama) pada awal-awal pemunculannya itu pun menolak istilah yang saat itu mulai banyak digunakan. Rhoma berkeras menyebut orkesnya “Melayu”. Ia menyebutkan istilah dangdut itu diberikan oleh mereka yang tak suka irama Melayu.

Tim Peneliti Lagu-lagu Melayu Radio Republik Indonesia pada awal 1980-an juga menolak dangdut masuk ke lingkungan irama Melayu. Mereka menyebut jenis itu sebagai “orkes tabla”. Penolakan itu terbit dari semangat menjaga “keaslian Melayu”, yakni musik Melayu Deli.

Said Effendi menunjuk Amengku, penyiar dari Radio Agustina yang pertama menyebut istilah “dangdut” pada 1977. Tapi istilah itu sudah muncul dalam laporan utama Tempo 22 Maret 1975.

William H. Frederick, orang Amerika yang membuat riset tentang dangdut, menyebut dangdut sebagai gejala onomatopoeia atau pembentukan kata berdasarkan bunyi. Jadi, bunyi “dang” dan “dut” pada tabla itulah yang kemudian populer dan menggeser Melayu Deli atau Orkes Tabla.

Pemusik Tonny Koeswoyo (Koes Plus)-lah yang justru kemudian lebih berani menempatkan nama “dangdut” sebagai induk dari tiga jenis musik yang berkembang luas di masyarakat: Melayu Deli, dangdut yang dipengaruhi Arab dan India, serta dangdut pribumi. “Dangdut pribumi, kalau didengarkan, talu gendang dan sulingnya tidak meliuk-liuk seperti India, namun tidak pula monoton seperti Melayu Deli,” ujarnya.

Koes Plus kemudian ikut membuat album Melayu. Begitu juga Bimbo. Turunnya dua kelompok musik pop itu menambah keyakinan bahwa dangdut tak cuma bisa mencorongkan sang pelantunnya, tapi juga grup.

Yang kemudian begitu menyedot perhatian masyarakat Indonesia adalah munculnya Rhoma Irama dengan Orkes Soneta yang didirikan pada 1971. Frederick menghitung, pada 1980-an penggemar Rhoma Irama mencapai hingga 10 persen penduduk Indonesia.

Rhoma, dengan latar belakang seorang pemain band yang senang Beatles dan penggemar gitaris Ritchie Blackmore dari kelompok rock Deep Purple, mendekatkan dangdut pada alat-alat listrik. Ia juga mencoba memasukkan musik hard rock ke dalam komposisi dangdut. Dalam break lagu ia memasukkan irama tabla. Aksi panggungnya juga memasukkan asap sebagaimana pertunjukan God Bless.

Aksi dan lagu-lagu Rhoma yang kian digemari itu menjawab tudingan “musik kampungan” dari sejumlah pengamat musik. “Kebangkitan Soneta karena banyak cemoohan yang waktu itu muncul dari kalangan rock.”

Pada 1975 itu musik Indonesia mencatat “wabah dangdut”. Hampir semua pemusik Indonesia, “dari pop sampai klasik”, meminjam ungkapan salah satu lagu Rhoma, mencoba memasukkan unsur dangdut ke dalam musik mereka.

Kini, dangdut bukan cuma telah mewabah, tapi sudah menjadi menu harian bagi masyarakat. Penyanyi dan grup dangdut pun silih berganti datang membawa “wabah”-nya masing-masing. Varian musik dangdut pun sudah kian berkembang. Boleh jadi, pada suatu saat dangdut pun bermetamorfosis menjadi musik lain, dengan nama yang lain. Kalau sudah jauh berkembang, siapa yang berani mengklaim bahwa dialah yang menjadi “pendekar” dan berhak mewarisi musik rakyat itu? yot/narila mutia

Mengenal musik blues


Blues dikenal sebagai sebuah aliran musik vokal dan instrumental yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Musik yang mulai berkembang pesat pada abad ke-19 M itu muncul dari musik-musik spiritual dan pujian yang biasa dilantunkan komunitas kulit hitam asal Afrika di AS. Musik yang menerapkan blue note dan pola call and response itu diyakini publik AS dipopulerkan oleh ‘Bapak Blues’–WC Handy (1873-1958).

Percayakah Anda bahwa musik Blues berakar dari tradisi kaum Muslim Awalnya, publik di negeri Paman Sam pun tak meyakininya. Namun, seorang penulis dan ilmuwan serta peneliti pada Schomburg Center for Research in Black Culture di New York, Sylviane Diouf, berhasil meyakinkan publik bahwa Blues memiliki relasi dengan tradisi masyarakat Muslim di Afrika Barat.

Untuk membuktikan keterkaitan antara musik Blues Amerika dengan tradisi kaum Muslim, Diouf memutar dua rekaman. Yang pertama diperdengarkannya kepada publik yang hadir di sebuah ruangan Universitas Harvard itu adalah lantunan adzan–panggilan bagi umat Islam untuk menunaikan ibadah shalat. Setelah itu, Diouf memutar Levee Camp Holler.

Rekaman kedua itu adalah lagu Blues lawas yang pertama kali muncul di Delta Mississippi sekitar 100 tahun yang lalu. Levee Camp Holler bukanlah lagu blues yang terbilang biasa. Lagu itu diciptakan oleh komunitas kulit hitam Muslim asal Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca-Perang Sipil.

Lirik lagu Levee Camp Holler yang diperdengarkan Diouf itu terdengar seperti panggilan suara adzan–berisi tentang keagungan Tuhan. Seperti halnya lantunan adzan, lagu itu menekankan kata-kata yang terdengar bergetar. Menurut Diouf, langgam yang sengau antara lagu Blues Levee Cam Holler yang mirip adzan juga merupakan bukti adanya pertautan antara keduanya.

Publik yang hadir di ruangan itu pun takjub dengan kebenaran bukti yang diungkapkan Diouf. “Tepuk tangan pun bergemuruh, sebab hubungan antara musik Blues Amerika dengan tradisi Muslim jelas-jelas terbukti,” papar Diouf. “Mereka berkata, ‘Wow, benar-benar terdengar sama. Blues ternyata benar berakar dari sana (tradisi Islam)’.”

Jonathan Curiel dalam tulisannya bertajuk, Muslim Roots, US Blues, mengungkapkan bahwa publik Amerika perlu berterima kasih kepada umat Islam dari Afrika Barat yang tinggal di Amerika. Sekitar tahun 1600 hingga pertengahan 1800 M, banyak penduduk kulit hitam dari Afrika Barat yang dibawa paksa ke Amerika dan dijadikan budak.

Menurut para sejarawan, sekitar 30 persen budak dari Afrika Barat yang dipekerjakan secara paksa di Amerika itu adalah Muslim. “Meski oleh tuannya dipaksa untuk menganut Kristen, namun banyak budak dari Afrika itu tetap menjalankan agama Islam serta kebudayaan asalnya,” cetus Curiel.

Mereka tetap melantunkan ayat-ayat Alquran setiap hari. Namun, sejarah juga mencatat bahwa para pelaut Muslim dari Afrika Barat adalah yang pertama kali menemukan benua Amerika sebelum Columbus. “Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya,” tutur Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation.

Curiel menambahkan, pengaruh lainnya yang diberikan komunitas kulit hitam yang beragama Muslim di Amerika terhadap musik Blues adalah alat-alat musik yang bisa mereka mainkan. Pada era perbudakan di Amerika, orang kulit putih melarang mereka untuk menabuh drum, karena khawatir akan menumbuhkan semangat perlawanan para budak.

Namun, penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan umat Islam dari Afrika masih diizinkan untuk dimainkan karena dianggap mirip biola. Guru Besar Ethnomusikologi dari Universitas Mainz, Jerman, bernama Prof Gehard Kubik mengatakan alat musik banjo Amerika juga berasal dari Afrika.

Secara khusus, Prof Kubik menulis sebuah buku tentang relasi musik Blues dengan peradaban Islam di Afrika Barat berjudul, Africa and the Blues, yang diterbitkan University Press of Mississippi pada 1999. “Saya yakin banyak penyanyi Blues saat ini yang tak menyadari bahwa pola musik mereka meniru tradisi musik kaum Muslim di Arab” cetusnya.

Secara akademis Prof Kubik telah membuktikannya. “Gaya vokal kebanyakan penyanyi Blues menggunakan melisma, intonasi bergelombang. Gaya vokal seperti itu merupakan peninggalam masyarakat di Afrika Barat yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam sejak abad ke-7 dan 8 M,” paparnya. Melisma menggunakan banyak nada dalam satu suku kata.

Sedangkan, intonasi bergelombang merupakan rentetan yang beralih dari mayor ke skala minor dan kembali lagi. Hal itu sangat umum digunakan saat kaum Muslim melantunkan adzan dan membaca Alquran. Dengan fakta itu, papar Prof Kubik, para peneliti musik seharusnya mengakui bahwa Blues berakar dari tradisi Islam yang berkembang di Afrika Barat.

Meski telah dibuktikan secara akademis, namun masih banyak pula yang tak mengakui adanya pengaruh tradisi masyarakat Muslim Afrika dalam musik Blues. “Non-Muslim sangat sulit untuk meyakini fakta itu, karena mereka tak memiliki pengetahuan yang cukup tentang peradaban Islam dan musik Islami,” ungkap Barry Danielian, seorang pemain terompet yang tampil bersama Paul Simon, Natalie Cole, dan Tower of Power.

Suara lantunan adzan dan ayat-ayat Alquran yang biasa dilantunkan para Muslim kulit hitam di Amerika mengandung musikalitas. “Dalam jamaah saya, kata Danielian yang tinggal di Jersey City, New Jersey, ‘Ketika kami berkumpul dan sang imam datang ada ratusan orang dan kami melantunkan doa, pasti terdengar sangat musikal. Anda akan mendengar musikal itu seperti orang Amerika menyebut Blues.’” Begitulah tradisi Islam di AS telah melahirkan sebuah aliran musik bernama Blues

Mengenal musik reggae


Musik Reggae

Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.

Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes) , memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.

Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.

Album “Catch A Fire” (1972) yang diluncurkan Bob Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang pula oleh film The Harder They Come (1973) dan dimainkannya irama reggae oleh para pemusik kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun kemudian mempengaruhi aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja varian reggae hip hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.

Jamaika

Akar musikal reggae terkait erat dengan tanah yang melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus pada abad ke-15, Jamaika adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata Arawak “xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”. Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula dunia.

Di tengah kerja berat dan ancaman penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah kelahiran mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan kehidupan di Afrika dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming) sederhana. Interaksi dengan kaum majikan yang berasal dari Eropa pun membekaskan produk silang budaya yang akhirnya menjadi tradisi folk asli Jamaika. Bila komunitas kulit hitam di Amerika atau Eropa dengan cepat luntur identitas Afrika mereka, sebaliknya komunitas kulit hitam Jamaika masih merasakan kedekatan dengan tanah leluhur.

Musik reggae sendiri pada awalnya lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingson ibu kota Jamaika. Inilah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae awal dan lirik-lirik lagu reggae sarat dengan muatan ajaran rastafari yakni kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam, serta gaya hidup bohemian. Masuknya reggae sebagai salah satu unsur musik dunia yang juga mempengaruhi banyak musisi dunia lainnya, otomatis mengakibatkan aliran musik satu ini menjadi barang konsumsi publik dunia. Maka, gaya rambut gimbal atau dreadlock serta lirik-lirik ‘rasta’ dalam lagunya pun menjadi konsumsi publik. Dalam kata lain, dreadlock dan ajaran rasta telah menjadi produksi pop, menjadi budaya pop, seiring berkembangnya musik reggae sebagai sebuah musik pop.

Musik reggae, sebutan rastaman, telah menjadi satu bentuk subkultur baru di negeri ini, di mana dengannya anak muda menentukan dan menggolongkan dirinya. Di sini, musik reggae menjadi penting sebagai sebuah selera, dan rastaman menjadi sebuah identitas komunal kelompok social tertentu. Tinggal bagaimana para pengamat social dan juga para anggota komunitas itu memahami diri dan kultur yang dipilihnya, agar tidak terjadi penafsiran keliru yang berbahaya bagi mereka. Penggunaan ganja adalah salah satu contohnya, di mana reggae tidak identik dengan ganja serta rastafarianisme pun bukanlah sebuah komunitas para penghisap ganja.

Sebuah lagu dari “Peter Tosh” (nama aslinya Peter McIntosh), pentolan The Wairles yang akhirnya bersolo karier. Dalam lagu ini, Peter Tosh menyatakan dukungannya dan tuntutannya untuk melegalkan ganja. Karena lagu ini, ia sempat ditangkap dan disiksa polisi Jamaika.

Menurut sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut “Burru” yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut “talking drums” (drum yang bicara) yang asli dari Africa Barat. “Jonkanoo” adalah musik budaya campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum, rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat natal dilengkapi penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka berkomunikasi dengan drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika Tengah dan diperkenalkan ke orang – orang Jamaika untuk membentuk sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker, scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 – 50an sebenarnya disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing, Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat “bop”. Ska kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian “skankin” pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai pencipta “ska”. Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya pada pertengahan 60an memunculkan “Rock Steady” yang punta tune bass berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.

“Reggae & Rasta”

Bob Marley tentunya adalah bimtang musik “dunia ketiga” pertama yang jadi penyanyi group Bob Marley & The Wailers dan berhasil memperkenalkan reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley. Ditambah lagi dengan hadirnya “The Harder they Come” pada tahun 1973, Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley untuk menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini tumbuh dari ska yang menjadi elemen style American R&B dan Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music, musik gereja Pocomania, Band jonkanoo, upacara – upacara petani, lagu kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling alami yang sering dimainkan pada saat pertemuan – pertemuan Rasta, menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan Black Power di US kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai kejadian monumentalpun terjadi seiring perkembangan ini.

“Apa sih Reggae”

Reggae sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus – putus tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang ‘berkotbah’ dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Meski banyak keuntungan komersial yang sudah didapat dari reggae, Babylon (Jamaika), pemerintah yang ketat seringkali dianggap membatasi gerak namun bukan aspek politis Rastafarinya. “Reg-ay” bisa dibilang muncul dari anggapan bahwa reggae adalah style musik Jamaika yang berdasar musik soul Amerika namun dengan ritem yang ‘dibalik’ dan jalinan bass yang menonjol. Tema yang diangkat emang sering sekitar Rastafari, protes politik, dan rudie (pahlawan hooligan). Bentuk yang ada sebelumnya (ska & rocksteady) kelihatan lebih kuat pengaruh musik Afrika – Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga mengisi ‘lubang – lubang’ iringan yang kosong serta drum yang kompleks. Di Reggae kontemporer, permainan drum diambil dari ritual Rastafarian yang cenderung mistis dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem dan bertitik berat pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi.

“Tidak asli Jamaika”

Reggae memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari New Orleans R&B. Nenek moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari New Orleans R&B yang didengar para musisi Jamaika dari siaran radio Amrik lewat radio transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan gitar pas – pasan dan putus – putusadalah interprestasi mereka akan R&B dan mampu jadi populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim panas yang terik, merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus tarinya, hasilnya lagunya diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu, Reggae terbukti bisa jadi sekuat Blues dan memiliki kekuatan interprestasi yang juga bisa meminjam dari Rocksteady (dulu) dan bahkan musik Rock (sekarang). Musik Afrika pada dasarnya ada di kehidupan sehari-hari, baik itu di jalan, bus, tempat umum, tempat kerja ato rumah yang jadi semacam semangat saat kondisi sulit dan mampu memberikan kekuatan dan pesan tersendiri. Hasilnya, Reggae musik bukan cuma memberikan relaksasi, tapi juga membawa pesan cinta, damai, kesatuan dan keseimbangan serta mampu mengendurkan ketegangan.

“It’s Influences”

Saat rekaman Jamaika telah tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya menyebutkan berapa banyak genre musik popular sebesar Reggae selama dua dekade. Hits – hits Reggae bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang Rock asli mulai Eric Clapton sampai Stones hingga Clash dan Fugees. Disamping itu, Reggae juga dianggap banyak mempengaruhi pesona tari dunia tersendiri. Budaya ‘Dancehall’ Jamaika yang menonjol plus sound system megawatt, rekaman yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan lantunan rap dengan iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan yang luar biasa.Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah diasimilasi menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi.

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
 

2009 ·Musik Tanah Air by TNB